Habisnya hidup itu susah banget...asli deh susah banget.
Some days made you feel you'd rather die, yet you don't. And that instinct to stay alive just won't let you be snuffed that easily, so you live on
Putting the whole afterlife-believe aside, kalau dipikir2 orang yang bunuh diri had it too easy...mereka cuma lompat dari atas gedung tinggi atau lompat ke tengah rel kereta dan semuanya selesai.
Tapi apa iya beneran semuanya selesai?
Menurut gw ga. Mungkin selesai buat mereka tapi ga buat orang lain. Orang-orang yang terkena efek langsung dari perbuatan mereka, baik langsung atau ga.
Syukur2 kalau efeknya bagus, kalau malah jadi nyusahin orang gimana?
Bahkan udah mati aja lo masih nyusahin orang...dan ga ada lagi kesempatan untuk minta maaf atau memperbaiki atau menebus atau apapun. Karena lo udah ga ada
Karena itulah orang-orang yang hidup itu berani, walau mereka tahu umur mereka ga panjang. Paling lama 80 tahun (on average).
Susah banget ya tulisan gw?
Ya maaf deh...udah menua nih (ha ha ha ha ha *dibaca dengan suara datar*). Menua dan terlalu banyak yang terjadi :p
(Dear me i'm geeting waaaaay tooooo ooold for this sh*t)
Semakin gw dewasa semakin gw menyadari kalau melewati satu hari itu seringnya semakin susah. Karena lama2 gw jadi semakin sadar kalau pilihan-pilihan yg gw ambil sekarang, itu beneran akan berefek signifikan ke gw sendiri nantinya. Ga usah mikirin yang jauh2 deh...pikirin aja lo mau makan apa hari ini?
Gw yakin semua orang tahu sebenarnya apa yang mereka butuhkan, tapi kadang mereka kesulitan untuk membuat pilihan yang memenuhi kebutuhan mereka ini. People tend to choose what they want, but as we know, what we want is not always what we need. bahkan gw berani bilang most of the time it's never what we need.
Lo tau lo harus makan sehat. Lo tau kalau terus makan kayak gini, badan lo akan blablabla...dsb. Intinya lo tau. Karena gw yakin lo pinter. Sekolah semua kan?
Tapi walau lo tau, lo ga ngelakuin itu. Instead lo terus makan junk food dan ga pernah makan sayur.
Lalu (mungkin) lo akan merasakan sedikit rasa bersalah karena udah ngejahatin diri sendiri. Rasanya ga enak, walau (mungkin) cuma sebentar, lalu lupa deh, karena hal kayak gini terjadi terus menerus in daily basis sehingga akhirnya otak lo membiasakan untuk segera melupakannya.
Rasanya sayang aja ngebuang-buang otak kita sendiri. It's a very powerful gadget.
Oleh karena itu, as i was saying...hidup itu susah banget. Susaaaaaah banget...
Hari ke hari lo harus terus menerus membuat pilihan dari yang kecil2 dan remeh sampe yang besar2 dan super sulit.
What you choose is who you are.
Maafin posting super galau ini. My head it's not where it's used to be...
Kadang gw beneran berharap obat yang ada di film Limitless beneran ditemuin...
Imagine what we can accomplish (or NOT)!
I sure could use some brain power...mine's got stuck...sama hal-hal yang...penuh kegalauan...
Gw lama-lama agak euweuh sama kata 'galau'...siapa yang mulai make sih sampe jadi populer gini??
Gw agak...gimanaaa gitu kalau gw sendiri yang make kata itu untuk menggambarkan kondisi gw sendiri...
Mari kita cek di KBBI apa itu definisi resmi dari 'galau':
ga.lau [a] ber.ga.lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran) |
Nah itu dia definisi resminya dari KBBI. Sibuk, ramai, kacau balau.
Tapi kenapa kemudian tiap kali orang mellow dibilangnya 'galau'?
Kenapa lagu2 mellow dibilangnya lagu 'galau'?
Mungkin karena kalau orang mellow itu lagi sedih...dan pikirannya penuh sama hal-hal yang bikin pikirannya penuh sampe dia akhirnya jadi 'galau'.
Hal-hal ini nampaknya pada umumnya adalah hal-hal percintaan...
Kalau gini logikanya...gw juga lagi galau berat (-__-")
No comments:
Post a Comment
If you think this entry is useful or even a tad entertaining and considering to give feedback to me, the Author, please leave your name or any form of identification and do let me know whatever's on your mind ;)
Thanks A Lunch!